A.
Nama
Dan Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu islam yang
menekankan dimensi atau aspek spiritual dari islam. Spiritualis ini dapat
mengambil bentuk yang beraneka di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, Tasawuf
lebih menekankan aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya, dalam kaitannya
dalam kehidupan ia lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia
yang fan, sedangkan kaitannya dalam pehaman keagamaan, ia lebih menekankan
aspek esoterik ketimbang eksoterik, lebih menekankan penafsiran batini ketimbang penfasiran lahiriyah. [1]
Al- Tasawuf
atau sufisme adalah suatu cabang keilmuan dalam islam, atau secara keilmuan
merupakan hasil peradaban islam yang lahir kenmudian setelah rasulullah wafat.
Annemarie schimmel menjelaskanubahwa istilah Tasawuf baru terdengar pada
pertengahan abad ke-2 hijriah dan menurutu nicholson dalam bukunya the mystics
of islam, pada pertengahan abad ke 3 hijriah.
Secara
etimologis kata ini berasal dari bahasa arab, tasawwafa. Namun para ulama
berbeda pendapat tentang asal usulnya
(akar katanya ) tapi ada yang mengatakan dari kata “suf(bulu domba)”,
“saf(barisan)”, “safy/saffa(jernih)” dan dari kata suffah (salah satu sudut
masjid nabawi yang di tempati oleh sebgian sahabat nabi yang ikut berhijrah ke
madinah). Pemikiran masing masing pihak itu di latar belakangi oleh obsesinya
dan fenomena yang ada pada diri suffi.[2]
Dan aja juga yang mengattakan Tasawuf berasal dari kata shaufanna yaitu
sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir
tanah arab.
Oleh karna itu untuk memudahka menemukan pengertian tentang Tasawuf,
kiranya cara yang dapat di tempuh oleh ibrahim basyuni di pandang lebih mudah
di pahami. Ibrahimm basyuni terlebih dahulu mengkategorikan definisi- definisi Tasawuf
yang banyak itu berdasarkan 3 sudut pandang yaitu :
1.
Pendefenisian
Tasawuf Dari Sudut Bidayah
Pendefenisian dari sudut bidayah maksudnya adalah perasaan manusia
dengan fitrahnya bahwa tidak semua yang ada ini dapat menguasai dirinya. Di
balik semua ini ada hakikat agung yang memelihara rohnyya, menenagkan jiwanya
sehingga berusaha dengan sungguh – sungguh mendekati zat yang agung itu,
menyerupai dan berhadapan dengannya.
2.
Pendefinisian
dari segi jahidah (kesungguhan)
Definisi Tasawuf dari sudut kesungguhan ini telah di mulai dengan
pendekatan amaliyah yaitu dengan merendahkan diri dan pengamalan agama dan
pengenalan semua fahilah – fadhilahnya. Diantara definisi Tasawuf dari sudut
jahidah in diantaranya sebagai berikut :
a.
Abu
Muhammad Al- Jari mengatakan : Tasawuf adalah memasuki semua akhlak sunni dan
keluar dari semua akhlak yang rendah.
b.
Al –
Kanany mengatakan : Tasawuf adalah akhlak, maka apabila bertambah atas mu
akhlak, maka bertambahlah atasmu kesucian.
c.
Al-
nurry mengatakan : Tasawuf itu bukanlah lukisan atau ilmu, akan tetapi dia
adalah akhlak.
d.
Sahl
bin Abdullah mengatakan : Tasawuf adalah sedikit makan dan tekut menghadap
allah dan lari dari manusia.
3.
Pendefenisian
dari segi yang dirasakan
Bahwa
Tasawuf adalah kesadaran fitrah yang dapat mengerahkan jiwa kepada kegiatan –
kegiatan tertentu untuk mendapatkan suatu perasaan berhubungan dengan wujud
tuhan yang mutlak.
Dari
uraian – uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Tasawuf adalah
kehidupan kerohanian yang berusaha mendekatkan diri kepada tuhan dengan
berbagai cara . [3]
B.
Sejarah
Timbulnya Tasawuf Dan Perkembangannya
Diskusi dan pembicaraan tentang darimana asalTasawuf dalam dunia
islamsudahberlangsung sejaklama, dan banyak pendapat yang bermunculan. Ada yang
mengatakan bahwa Tasawuf dalam dunia islam adalah barang baru yang di impor
dari luar islam, ada pula mengatakan bahwa Tasawuf itu adalah semata – mata
bersumber dari islam itu sendiri .
Pendapat pertama mungkin berdasarkan pada fakta sejarah bahwa
sebelum agama islam ada , praktek hidup kerohanian ala Tasawuf sudah ada dan
berkembang pada penganut – penganut agama terdahulu, layaknya nasrani,hidu dan
lainsebagainya. Sedangkan pendapat kedua di dasarkan pada kenyataan bahwa dalam
ajaran islam itu sendiri terdapat ajaran – ajaran Tasawuf.
Memang Tasawuf dalam islam telah ada bersamaan dengan datangnya
agama islam itu sendiri. Hal ini dapat di lihat dari :
1.
Cara
hidup nabi Muhammad sendiri sebagai pembawa ajaan islam, senantiasa
mempraktekan hidup zuhud yang mana zuhud adalah suatu ajaran/amalan terpenting
dalam Tasawuf.
2.
Bahwa
dalam Al-quran sendiri banyak ayat – ayat yang secara langsung maupun yang
tidak langsung menyuruh manusia berTasawuf. Ayat – ayat Al-qur’an tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
a.
Surah
Al- hadid ayat 20
﴿ اَ ءْلَمُوْاْ أَ
نَّمَااآلْحَيَوةُ آلدُّ نْيَا لَعِبٌ وَلَهُمْ وَزِيْنَةٌ ﴾
Artinya : Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan dan perhiasan.
Ajaran Al-qur’an inilah yang di amalkan
oleh rasul sehingga beliau menjadi seorang zuhud(zahid), hidup sederhana dengan
pakaian yang di tambal – tambal, ucapannya sedikit, shalat di waktu malamhari
dalam waktu yang panjang dan tidak makan kecuali di perolehnya. Prilaku zuhud
ini di tiru dan dan di lanjutkan oleholeh para sahabat dalam bentuk yang lebih
bervariasai. Demikian seterusnya pada masa tabi’in – tabi’in hidup zuhud rasul
ini lebih di kembangkan secara bervariasi, bahkan di modifikasi bentuk model
baru dan menjadilah Tasawuf dan pelakunya disebut mutashowwifun.
Sebagaimana perkembangan Tasawuf pada
periode madinah, yaitu perkembangan Tasawuf pada era rasulullah dan para
sahabat-sahabatnya .
a. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Diceritakan bahwa abu bakar hanya memiliki sehelai
pakaian. Ia berkata, “jika seorang hamba begitu di pesonakan oleh hiasan dunia,
Allah SWT. Membencinya sampai meninggalkan perhiasan itu .“ oleh karena itu,
abu bakar meilih takwa ssebagai “pakaiannya”. Ia menghiasi diriya dengan
sifat-sifat rendah hati,santun,sabar,dan selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Dengan ibadah dan zikir.
b. Umar bin khattab
Suatu ketika, umar mendapatkan seorang ibu yang
berpura-pura memasak makanan agar menghentikan tangisan dari anaknya yang
kelaparan, dan ketika terjadi tanya jawab di antara keduanya ternyata ibu tadi
tidak memiliki apapun, jangankan gandum, untuk secuil roti saja ia tidak
sanggup, mendengar jawaban terakhir dari
ibu tadi, umar langsung pergi ke baitul mal mengambil gandum dengan memanggulnya sendiri kemudian menyerahkannya
ke pada ibu miskin tadi.
Umar juga sangat takut mengambil harta kaum muslimin
tanpa alasan yang kuat. Ia berpakaian sederhana, bahkan tak pantas di pakai
untuk pembesar seperti dia. Umar meneladani sikap rasulullah SAWW. Dalam
seluruh hidupnya , prinsip hidup sederhana ini juga di terapkan umar di
lingkungan keluarganya. Istri dan anaknya dilarang menerima pemberian dalam
bentuk apapun dari pembesar ataupun rakyatnya.
c. Utsman bin Affan
Sebelum masuk islam , usman di kenal dengan pedagang
besar dan terpandang, kekayaannya berlimpah ruah . setelah masuk islam, dengan
penuh kerelaannya , ia menyerahkan sebagian besar hartanya untuk perjuangan
islam dan membela orang-orang miskin yang teraniaya.
d. Ali bin Abi Thalib
Di riwayatkan oleh seorang sahabat “
mengapa khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek-robek ?” ali
menjawab, “aku senang memakainya agar menjadi teladan bagi orang banyak
sehingga mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap mulia.” Dan
bahkan terlihat tidak ada bedanya ketika ali belum dan sudah di angkat menjadi
khalifah .
e. Salman Alfarisi
Di kalangan ahli Tasawuf salman alfarisi di kenal
sebagai seorang sahabat yang suka hidup keras (menderita) dan zuhud, bahkan di
katakan termasuk ahl- as-suffah (penganut Tasawuf) dan pendiri Tasawuf yang di
karuniai ilmu laduni (ilmu yang di anugrhakan oleh Allah SWT. Kepada orang
tertentu secara langsung). Si katakan ketika turun ayat
وَاِنْ زَحَنّمَ لَمَوْ عِدُ هُمْ
اَجْمَحِيْنَ
Artinya :
Dan sungguh, jahannam itu benar- benar (tempat ) yang
telah di janjikan untuk mereka (pengikut syetan) semuanya.
Salman berteriak sambil meletakkan tangannya di
kepala, seraya lari keluar selama tiga hari. Kejadian ini di tafsirkan oleh ahli Tasawuf sebagai keadaan sedang
mabuk dan fana’ (tak sadar karena khusyuk), sehingga tidak mendengar apapun dan
hannya melihat diri tuhan.
f. Abu Dzar Al-Ghifary
ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran
zuhud yang telah di rintis oleh abu bakar dan umar. Ia lebih senang memilih
cara hidup miskin dan tidak pernah merasa menderita apabila di cobaan-cobaan.
Bahkan ia sangat senang menerima berbagai macam cobaan dari Allah SWT. Karna ia
menganggap bahwa cobaan itu merupakan
perhatian Allah terhadapnya. Oleh karena itu, setiap kali merasa di coba oleh
Allah, ia mengucapkan kalimat syukur dan tahmid.
g. Ammar bin Yasir
Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada
khalifah Ali Bin Abi Thalib, sehnga terlihat ajaran Tasawufnya sama dengan
ajaran Tasawuf yang telah di amalkan oleh ali sebelumnya. Ia pun termasuk salah
seorang ahls suffah yang pernah menyatakan bahwa harta benda itu merupakan
kebanggaan bagi pemuka-pemuka masyarakat mekkah yang telah di berantas oleh
islam. Menurutnya seorang hamba yang menginginkan kemuliaan dari Allah SWT.,
harus menghiasi dirinya dengan amalan zuhud, dan menjauhkan dirinya dari
kemewahan harta benda. Ini berarti tidak mengulangi sikap dan kebiasaan prilaku
orang – orang mekkah yang telah di berantas oleh ajaran islam.
h. Hudaifah bin Al-Yaman
Ia juga salah seorang sufi yang setia kepada Ali Bin
Abi Thalib, sebagaimana halnya ammar bin yasir. Ia tergolong pula sebagai alim
yang bijaksana sehingga banyak yang datang belajar Tasawuf padanya.
i.
Sa’id ibn Al-Musayyah
Menurut ibnu khalikan , ia adalah tokoh tabiin kelas
pertama
j.
Salim bin Abdullah
Ia hidup sezaman dengan Sa’id, mengenai ke
sederhanaanya , ia bercerita “ suatu hari aku menemui Al- Walid bin abdul malik
, walid bertanya, sehat benar tubuhmu. Apa yang engkau makan? Aku menjawab ,
kue dan minyak, walid bertanya lagi, kau makan dengan penuh selera ? dan
kemudian aku menjawab lagi, kue itu aku biarkan sampai aku berselera
memakannya, kalau aku telah selera, barulah aku memakan kue itu .
Selain perkembangan Tasawuf pada era madinah , ada juga era basrah .
louis massignon mengemukakan bahwa pada abad kesatu dan kedua hijriah terdapat
dua aliran asketisme islam yang menonjol , yaitu basrah dan kuffah. Di antara
tokoh sufi yang menonjol dari aliran basrah yaitu :
a. Al-Hasan Al-Bashry
Dasar pemikiran basi adalah zuhud terhadap dunia,
menolak segala kemewahannya, hanya menuju kepada Allah SWT., tawakal,khauf dan
raja’ janganlah semata-mata takut kepada Allah SWT. tetapi ikutilah ketakutan
dengan pengharapan. Takut akan murka-Nya, tetapi mengharap rahmat-Nya .
kemudian, kita harus meninggalkan kenikmatan dunia karena hal itu merupakan
hijab(penghalang) dari keridaan allah.
Aliran kuffah bercorakidealistis , menyukai hal-hal aneh dalam nahwu,
imajinasi dalam puisi, dan harfiah dalam hadis. Mereka cenderung pada aliran
syi’ah dan murji’ah. itu terjadi karena syi’ah adalah aliran kalam yang pertama
kali muncul di kuffah.
Aliran mesir . pada abad pertama hijriah, ulama-ulama Tasawuf hanya
berada di beberapa kota yang tidak jauh dari kota madinah , namun pada abad ke dua , barlah Tasawuf mulai
menyebar ke berbagai negri di wilayah kekuasaan islam.
Secara umum , Tasawuf pada abad pertama dan kedua hijriah memiliki
karakteristik berikut.
1. Berdasarkan ide menjauhi hal-hal duniawi
dei meraih pahala dan memlihara dri dari azab neraka. Ide ini berakar dari
ajaran-ajaran alquran dan assunah dan sebagai dampak berbagai kondisi
sosiopolitik yang berkembang dalam
masyarakat islam ketika itu.
2. Bercorak praktis. Para tokohnya tidak
menaruh perhatian untuk menyusun teoritis atas Tasawuf. Sementara sarana-sarana
praktisnya adalah hidup dalam ketenangan dan keserhanaan sacara penuh, sedikit
makan ataupun minum, banyak beribadah da mengingat Allah SWT, berlebihan dalam
merasa berdosa, tunduk mutlak kepada Allah SWT., dan berserah diri kepada-Nya.
Dengan demikian. Tasawuf pada saat itu mengarah pada tujuan moral.
3. Motivasi Tasawufnya adalah rasa takut, yaitu
rasa takut yang muncul dari landasan ke agamaan secara sungguh-sungguh.
Sementara , pada akhir abad kedua hijriah di tangan rabiah al-adawiyah, muncul
motivasi cinta kepada allah SWT.
4. Di tandai dengan jedalaman membuat analisis
khususnya du khurasan yang di pandang sebagai pendahuluan Tasawuf secara
teoritis.
Perkembangan Tasawuf pada abad ke tiga dan ke empat hijriah , pada abad
ketiga hijriah, terlihat jelas adanya peralihan konkret pada asketisme islam,
lebih menyusun konsep-konsep teoritis dari semua konsep yang belum di kenal
sebelumnya , seperti moral,jiwa,tingkah laku, maqam.
Menurut at- taftazani, terdapat dua aliran Tasawuf pada abat ke tiga dan ke empat hijriah ini . pertama
aliran para sufi yang pendapat-pendapatnya moderat (Tasawuf sunni). Tasawufnya
selalu merujuk pada alquran dan sunah, artinya Tasawuf ini selalu bertimbangkan
syariah. Kedua aliran para sufi yang terpesona oleh keadaan-keadaan
fana’(Tasawuf semi filosofis) mereka sering mengucapkan kata-kata ganjil yang
terkenal dengan sebutan syathahat. Sedikitnya Tasawuf mereka bertandakan
beberapa kecendrungan metafisis.
Sistem pengajaran Tasawuf sering di sebut tarekat. Di beri nama dengan
dinisbatkan kepada nama penciptanya(gurunya) atau sering pula di nisbatkan pada
lahirnya kegiatan taekat itu .
Ciri lain yang tedapat pada abad
ini adalah semakin kuatnya unsur filsafat
yang memperngaruhi corak Tasawuf , karna banyaknya buku falsafat yang tersebar
luas di kalangan umat islam dari hasil terjemahan orang-orang muslim sejak
permulaan daulah abbasiyah. Pada abad ini pula, mulai dijelaskannya perbedaan
ilmu zahir dan ilmu batin, yang dapat di bagi oleh ahli Tasawuf menjadi empat
macam. Yaitu :
a. Ilmu syariah;
b. Ilmu tariqah;
c. Ilmu haqiqah;
d. Ilmu ma’rifah.
Imam Al-Ghazali pernah menggunakan teori falsafat dalam mencari
kebenaran agama, tetapi ia merasa bahwa teori tersebut tidak dapat menjamin
kebenaran yang di harapkannya. Dari situlah, ia mengalihkan perhatiannnya pada
ilmu Tasawuf. Ternyata, ilm tersebut menarik perhatiannya karena di akuinya
bahwa ilmu tersebut bukan semata-mata produk akal, tetapi hati (perasaan) turut
membentuknya. Meskipun demikian, ia masih tetap mengakuinya bahwa adajuga
kesalahan yang telah di perbuat oleh ulama sufi, terutama yang menganut ajaran
Tasawuf yang bercorak falsafi. Akan tetapi, kesalahan itu dapat di perbaikinya
asalkan perkara ilmu dan amal(teori dan praktek) tetap selalu di padukan, tidak
di pisah-pisahkan.
Perkembangan Tasawuf pada abadke ke tujuh hijriah, pada abad ini,
terjadi penurunan gairah masyarakat islam untuk mempelajari Tasawuf karena
beberapa faktor, antara lain :
1. Semakin gencarnya serangan ulama syariat
memerangi ahli Tasawuf, yang di iringi dengan serangan golongan syi’ah yang
menekuni ilmu kalam dan ilmu fiqih;
2. Adanya tekat penguasa (pemerintah) pada
masa itu untuk meleyapkan ajaran Tasawuf di dunia islam karena menganggap bahwa
kegiatan itulah yang menjadi sumber perpecahan umat islam.
Perlu di ketahui bahwa ahli Tasawuf bergrak dalam kegiatan yang di
rahasiakan, hal itu sangat di khawatirkan oleh pemerintah. Untuk menjamin ke
amaan dan ketertiban masyarakat, pemerintah harus menerima usul-usul yang di
ajukan oleh qadi yang membantu pemerintah menjalankan kewenangannya. Akibatnya,
banyak ahli Tasawuf yang lari meninggalkan negerinya dan murid-murid nya ,
untuk mencari tempat perlindungan di negeri lain. Akan tetapi, banya juga yang
sempat tertangkap, lalu menjalai hukuman, sehingga boleh di katakan bahwa
negeri arab dan persia ketika itu, sunyi dari kegiatan ahli Tasawuf.
Ddalam beberapa abad ini , ajaran Tasawuf mulai memudar di dunia islam.
Nasibnya lebih buruk lagi dari pada keadaannya pada abad ke enam, ketujuh,
kedelapan hijriah. Banyak di antara peneliti muslimm yang menarik kesimpulan
bahwa dua fakktor yang sangat menonjol dan menyebabkan runtuhnya pengaruh
ajaran Tasawuf di dunia islam.
1.
Ahli Tasawuf sudah kehilangan kepercayaan di kalangan
masyarakat islam sebab banyak di antara mereka yang terlalu menyimpang dari
ajaran islam yang sebenarnya, misalnya tidak lagi menjalankan shalat karena
mereka sudah mencapai tingkat ma’rifat ;
2.
Penjajah bangsa eropa yang beragama nasrani sudah
menguasai seluruh negeri islam . tentu saja, paham-paham sekularisme dan
materialisme, selalu di bawa dan di gunakan untuk menghancurkan ajaran Tasawuf
yang sangat bertentangan dengan pahamnya.
Meskipun nasib ajaran Tasawuf sangat menyedihkan dalam beberapa abad di
atas, bukan berarti Tasawuf hilang dari peredaran kependidikan di telan masa.
Ini terlihat asih adanya ahli Tasawuf yang memunculkan alirannya. [4]
Akan tetapi
perkembangan zuhud rasul menjadi bentuk Tasawuf , menurut sebahagian
peneliti tidak terlepas dari pengaruh
unsur- unsur berupa ajaran agama lain seperti :
1. Pengaruh kristen dengan paham menjauhi
dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara – biara . dalam literatur arab terdapat tulisan – tulisan tentang rahib
– rahib yang mengasingkan diri dari padang pasir arabia.
2. Falsafat mistik pytagoras yang berpendapat
bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Badan
jasmani merupakan panjara bagi roh. Kesenangan roh yang sebenarnya ialah di
alam samawi. Untuk memperoleh hidup
senang di alam samawi,manusia harus membersihkan roh dengan meninggalkan hidup
materi atau menempuh hidup zuhud, untuk selanjutkan berkontemplasi.
3. Falsafat emanasi plotinus yang mengatakan
bahwa wujud ini memancar dari zat tuhan yang maha kuasa. Roh berasal dari tuhan
dan akan kembali kepada tuhan. Tetapi dengan masuknya ke alam materi , roh
menjadi kotor, sehingga untuk dapat kembali ke tempat asalnya, roh harus
terlebih dahulu di bersihkan. Cara mensucikan roh adalah dengan meninggalkan
dunia dan mendekati tuhan sedekat munngkin, atau bersatu dengan tuhan itu.
4. Ajaran budha dengan paham nirwananya.
Seperti diajarkan dalam agama budha bahwa seseorang yang ingin mencapai nirwana, maka orang
tersebut harus meninggalkan dunia dan memaski hidup kontemplaasi.
Dari semua uraian di atas dapatlah di simpulkan bahwa sebenarnya Tasawuf
islam sebenarnya dalah bersumber dari ajaran
islam itu sendiri sekalipun ajaran serupa di anut oleh agama – agama
sebelumnya. Tetapi dalam perkembangan berikut tidak dapat di pungkiri bahwa Tasawuf
islam telah mendapat pengaruh dari unsur – unsur ajaran agama lain.
C. Hubungan Tasawuf , Ilmu Kalam Dan Filsafat
Ilmu dalam islam di bagi kepada 4 kelompok
rumpun, yaitu keompok ilmu kewahyuan, kelompok ilmu pemikiran, kelompok ilmu
terapan dan kelompok ilmu instrumen. Di antara ilmu-ilmu yang termasuk dalam
kelompok pemikiran ialah : Tasawuf, ilmu kalam dan filsafat. Sebagai kelompok
ilmu pemkiran , ilmu Tasawuf. Ilmu kalam dan filsafat ini dalam konstalasi
keilmuan islam berkedudukan sebagai rumusan teoritis terhadap wahyu dan
analisis terhadap pemikiran keislaman yang sudah ada sebelumnya.
Jika ilmu kalam merupakan rumusan teoritis
terhadap wahyu-wahyu yang berkenaan dengan aqidah, maka falsafat adalah rumusan
teoritis terhadap wahyu berupa keinginan untuk membuktikan kebenaran wahyu
tersebut bagi manusia mengenai keberadaan (esensi), proses dan lain sebagainya.
Sebagai contoh ayat-ayat Al-qur’an tentang proses pencipta alam dan manusia.
Sedang ilmu Tasawuf adalah rumusan teoritis terhadap wahyu mengenai hubungan
antara manusia dengan tuhan dan apa yang harus dilakukan oleh manusia agar
dapat berhubungan sedekat mungkin dengan tuhan.
Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa
hubungan antara ilmu Tasawuf,ilmu kalam dan filsafat itu sangatlah erat.
Kedekatan hubungan ketiga ilmu ini dapat dilihat dari tujuannya , ilmu Tasawuf,
ilmu kalam dan filsafat sama-sama bertujuan untuk memperkuat dan memperkokoh
sendi-sendi aqidah islamiyah dalam kehidupan manusia (umat islam), ilmu Tasawuf
memperkuat sendi aqidah islam melalui hakikat dengan tuhan. Ilmu kalam
memperkut aqidah islamiyah dari sudut
keyakinan, dan filsafat melalui kebenaran sepanjang logika. Karea itu ketiga
ilmu ini memiliki hubungan yang sangat subsistik yang saling menguatkan.
Karena, Tasawuf yang benar adalah Tasawuf
yang di dasari dengan keyakinan yang benar kepada Allah SWT. Tidak benar Tasawuf
seseorang jika tauhidnya keliru, senaliknya tauhid akan lebih kokoh apabila di
barengi dengan ajaran Tasawuf. Dasar-dasar ketauhidan dan Tasawuf akan lebih
kokoh pula jika di landasi argumen dengan filsafat.
“the moslem though and is source” mengatakan
: bahwa pada awalnya ilmu Tasawuf, ilmu kalam dan filsafat itu bersatu, bukan
berpisah seperti sekarang. Sekalipun pada akhirnya antara ketiga ilmu ini
berpisah akibat perbedaan, namun yang jelas bahwa antara ketiganya terdapat
hubungan yang erat.[5]
Untuk lebih jelas menggenai hubungan
tersebut dapat kita pisahkan menjadi sebagai berikut :
1. Keterkaitan dengan ilmu kalam
Ilmu kalam merpakan merupakan disiplin ilmu keislaman
yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam tuhan.
Persoalan- persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang
mendalam dengan dasar- dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun
naqliyah. Argumentasi nasional yang di maksudkan adalah landasan pemahaman yang
cenderung menggunakan metode berfikir filosofis.
Pada ilmu kalam di temukan pembahsan iman dan
defiisinya, kekufuran, dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.
Sementara pada ilmu Tasawuf di temukan pembahasan jalan atau metode praktis
untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, sebagai mana di jelaskan juga
tentang menyelamatkan diri dari kemunafikan. Semua itu tidak cukup hanya di
ketahui batasan- batasan nya oleh seseorang. Sebab, terkadang seseorang sudah
tau batasan-batasan kemnafikan tetapi tetap saja melaksanakannya .
Allah SWT befirman :
قاَلَتِ
الْاَعْرَابِ اٰمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوْا وَ لكِنْ قُوْلُوْآ
اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ اَلْاِ يْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ֎
Artinya :
“orang orang arab badui itu berkata, kami telah
beriman .katakanlah kepada mereka, kamu
belum beriman, tetapi katakanlah , kami telah tunduk (islam) , karena iman
belum masuk kedalam hatimu”.
2. Keterkaitan ilmu Tasawuf dengan filsafat.
Ilmu Tasawuf yang berkembangan di dunia islam tidak
dapat di naifkan dari sumbangan pemikiran kefilsafatan. Ini dapat di lihat
misalnya , dalam kajian Tasawuf yang berbicara tentang jiwa.[6]
D. Hubungan Tasawuf Dengan Kesehatan Mental
Kesehatan
mental , ada yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kemampuan
menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah
dan kegoncangan – kegoncangan biasa. Sehat mental ialah kemampuan
merasakan kebahagiaan , kekuatan dan kegunaan harga dirinya. [7]jika
di kaitkan dengan pengamalan ilmu Tasawuf, kita di haruskan memiliki kesehatan
mental yang benar benar sehat mental. Karna setiap amalan-amalan yang dilakukan
dalam Tasawuf ini seraya melakukan latihan rohani dan latihan jiwa
untukmelakukan pendakian spiritual ke arah yang lebih baik dan lebih sempurna.
Dengan
demikian, amalan-amalan tasawuf tersebut adalah bertujuan untuk mencari
ketenangan jiwa dan kebersihan hati agar lebih kokoh dalam menempuhliku-liku
problema hidup yang beraneka ragam serta untuk mencari hakekat kebenaran yang
dapat mengatur segala-galanya dengan baik
Dengan tasawuf
manusia akan dapat menghindarkan diri dari penyakit kejiwaan (psikologis) berupa perilaku mem-perturutkan hawa nafsu
keduniaan seperti dengki, sombong , takabur, serakah, stress dan beberapa
penyakit jiwa lainnya.[8]
[2]Dahlan Tamrin. Tasawuf Irfani (Malang : UIN Maliki Prees.
2010 ). Hal.3
[3]Miswar.Akhlak
Tasawuf Membangun Karakter Islami (Medan : Perdana Publishing : 2015). h. 135
[4]Rosihon Anwar. Akhlak
Tasawuf (Bandung : CV.Pustaka Satria.
2010)h. 169- 194
[5]Miswar. Akhlak
Tasawuf (Medan: Perdana Publishing. 2015) h.145-147
[6]Rosihon Anwar. Akhlak
Tasawuf (Bandung : CV.Pustaka Satria.
2010) h.215
[7]Zakiah Drajat.Islam
dan Kesehatan Mental(Jakarta : PT. Gunung Agung. 1996) h.9
[8]Miswar. Akhlak
Tasawuf (Medan: Perdana Publishing. 2015) h.147-149
No comments:
Post a Comment